Thursday 1 September 2016

Ketaatan Uwais Al-Qarni Kepada Ibunya | ANAK WAJIB MENIRU

Ketaatan Uwais Al-Qarni Kepada Ibunya | ANAK WAJIB MENIRU - Hallo sahabat Khazanah Mozaik Islam, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul Ketaatan Uwais Al-Qarni Kepada Ibunya | ANAK WAJIB MENIRU, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan dirangkum dari berbagai sumber, sahabat bisa ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Kisah Islami, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Ketaatan Uwais Al-Qarni Kepada Ibunya | ANAK WAJIB MENIRU
link : Ketaatan Uwais Al-Qarni Kepada Ibunya | ANAK WAJIB MENIRU

Baca juga


Ketaatan Uwais Al-Qarni Kepada Ibunya | ANAK WAJIB MENIRU

Pada zaman Rasulullah Muhammad saw, ada seorang pemuda bernama Uwais Al-Qarni yang tinggal di negeri Yaman. Uwais Al-Qarni merupakan seorang fakir dan yatim. Ia hidup bersama ibunya yang lumpuh dan buta.

Uwais Al-Qarni yang bekerja sebagai penggembala domba hanya cukup untuk makan ibunya dari hasil usahanya. Bila ada kelebihan, terkadang ia pergunakan untuk membantu tetangganya yang hidup miskin.

Uwais Al-Qarni dikenal sebagai anak yang taat beribadah dan patuh pada ibunya. Ia pun sering kali puasa.Keseharianya ia habiskan untuk merawat ibunya setelah menggembala.

Uwais Al-Qarni ingin Bertemu Rasulullah Saw. Alangkah sedihnya hati Uwais Al-Qarni setiap melihat tetangganya sering bertemu dengan Nabi Muhammad Saw., sedangkan ia sendiri belum pernah berjumpa dengan Rasulullah.


Suatu ketika Uwais Al-Qarni mendengar bahwa Nabi Muhammad giginya patah karena dilempari batu oleh musuhnya, Uwais Al-Qarni segera menggetok giginya dengan batu hingga patah. Hal ini dilakukannya sebagai ungkapan rasa cintanya kepada Nabi Muhammmad saw. sekalipun ia belum pernah bertemu dengan Nabi. Kerinduan Uwais Al-Qarni untuk menemui Rasulullah saw. makin dalam. Hatinya selalu bertanya-tanya, kapankah ia dapat bertemu Nabi Muhammad saw. dan memandang wajah beliau dari dekat? Ia juga rindu mendengar suara Nabi saw., kerinduan karena iman.

Pada suatu hari Uwais Al-Qarni datang mendekati ibunya, mengeluarkan isi hatinya dan mohon izin kepada ibunya agar ia diperkenankan pergi menemui Rasulullah di Madinah. Ibu Uwais Al-Qarni sangat terharu ketika mendengar permohonan anaknya. Ia memaklumi perasaan Uwais Al-Qarni seraya berkata, “Pergilah wahai Uwais, anakku! Temuilah Nabi di rumahnya. Dan jika telah berjumpa dengan Nabi, segeralah engkau kembali pulang.”

Betapa gembira mendengar ijin yang diberikan ibunya itu. Segera ia berkemas untuk berangkat dan berpesan kepada tetangganya agar dapat menemani ibunya selama ia pergi. Sesudah berpamitan sembari mencium ibunya, berangkatlah Uwais Al-Qarni menuju Madinah untuk menemui Rasulullah Saw.

Setelah ia menemukan rumah Nabi, diketuknya pintu rumah itu sambil mengucapkan salam, keluarlah seseorang seraya membalas salamnya. Segera saja Uwais Al-Qarni menanyakan Nabi saw. yang ingin dijumpainya. Namun ternyata saat itu Nabi tidak berada di rumahnya, beliau sedang berada di medan pertempuran. Uwais Al-Qarni hanya dapat bertemu dengan Siti Aisyah ra., istri Nabi saw. Betapa kecewanya hati Uwais. Dari jauh ia datang untuk berjumpa langsung dengan Nabi saw., tetapi Nabi saw. gagal dijumpainya.

Ketaatan Uwais Al-Qarni terhadap Pesan Ibunya Dalam hati Uwais bergolak perasaan ingin menunggu sampai bertemu dengan Nabi, sementara ia ingat pesan ibunya agar ia cepat pulang ke Yaman. Akhirnya, karena ketaatannya kepada ibunya, pesan ibunya mengalahkan suara hati dan kemauan kuatnya untuk menunggu dan berjumpa dengan Nabi saw.

Setelah Nabi pulang dari medan pertempuran. Sesampainya di rumah, Nabi saw. menanyakan kepada Siti Aisyah ra. tentang orang yang mencarinya. Siti Aisyah ra., menjelaskan bahwa memang benar ada yang mencarinya, tetapi karena lama menunggu, orang itu segera pulang kembali ke Yaman karena ibunya di rumah sudah tua dan sakit-sakitan sehingga ia tidak dapat meninggalkan ibunya terlalu lama.

Nabi Muhammad saw. menjelaskan bahwa orang itu adalah penghuni langit. Nabi menceritakan kepada para sahabatnya, “Kalau kalian ingin berjumpa dengan dia, perhatikanlah ia mempunyai tanda putih di tengah talapak tangannya.” Nabi menyarankan, “Apabila kalian bertemu dengan dia, mintalah doa dan istighfar darinya, dia adalah penghuni langit, bukan orang bumi.”

Begitu mulia kedudukan Uwais Al-Qarni karena ketaatan pada ibunya. []

Sumber: http://kisahimuslim.blogspot.co.id/2014/08/kisah-uwais-al-qarni-hikmah-taat-kepada.html?m=1/https://www.chanelmuslim.com/tarbiyah/ketaatan-uwais-al-qarni-kepada-ibunya/15829/


Demikianlah Artikel Ketaatan Uwais Al-Qarni Kepada Ibunya | ANAK WAJIB MENIRU

Sekian artikel Ketaatan Uwais Al-Qarni Kepada Ibunya | ANAK WAJIB MENIRU kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.

Anda sekarang membaca artikel Ketaatan Uwais Al-Qarni Kepada Ibunya | ANAK WAJIB MENIRU dengan alamat link https://khazanahmozaikislam.blogspot.com/2016/09/ketaatan-uwais-al-qarni-kepada-ibunya.html
Blogger
Disqus
Pilih Sistem Komentar Yang Anda Sukai

No comments