Showing posts with label Kisah Islami. Show all posts
Showing posts with label Kisah Islami. Show all posts

Friday 14 October 2016

Dosa Diampuni Karena Menolong Anak Kucing

Assalamu'alaikum wr. wb.

Inilah rahasia dari Imam As-Syibli yang memiliki nama Syeikh Abu Bakr ibn Dulaf ibn Jahdar. Ia dikenal sebagai ulama sufi yang menghabiskan banyak waktunya untuk menimba ilmu dan berguru kepada banyak ulama di zamannya. Dengan ketaatan yang tinggi dalam hal ibadah, nyatanya tidak menjadi jaminan bahwa seseorang bisa diampuni dosanya, seperti kisah Imam As-Syibli, kebaikan yang remeh pun bisa menjadi penolongnya.

Kisahnya

Imam As-Syibli dikenal juga dengan keistiqomahannya dalam beribadah dan shalat serta puasa. Akan tetapi, dari sekian banyak amal ibadah yang dialkukan Imam As-Syibli semasa hidup, hanya satu amalan yang menurut orang lain ringan, yang dapat menghapus dosa As-Sibli dan berhasil meraih ampunan Allah SWT.

Di dalam kitab Nashaih Al Ibad karya Syeikh Imam Nawai Al-Batani dikisahkan, setelah sekian waktu lamanya Imam As-Syibli wafat, ada seorang temannya yang memimpikannya. Dalam mimpinya itu terlihat Imam As-Syibli nampak mendapatkan nikmat kubur.
"Wahai Imam As-Syibli, apa yang diperbuat Allah SWT kepadamu?" tanya temannya.
"Allah telah menempatkanku di tempat yang mulia," jawab Imam As-Syibli.
"Tolong beritahu aku amal apa yang engkau perbuat sehingga mendapatkan kemuliaan itu?" pinta temannya.

Mendapatkan Ampunan Allah SWT

Imam As-Syibli pun bercerita bahwa dirinya pernah ditanya Allah SWT tentang amal yang membuat ampunan datang kepadanya. Imam As-Syibli menjawab kalau dirinya telah melakukan amal baik dan ikhlas dalam beribadah. Akan tetapi, jawaban itu disangkal oleh Allah SWT. Imam As-Syibli pun langsung menjawab amal lainnya.

"Mungkin karena ibadah hajiku, puasaku, dan shalatku," kata Imam As-Syibli.
Namun, lagi-lagi penyataan itu ditolak oleh Allah SWT. Imam As-Syibli lantas mencoba mengingat-ingat amal baiknya lagi semasa hidupnya.

"Atau mungkin karena kelanggenganku dalam mencari ilmu," tebaknya.
Pernyataan itu kembali disangkal oleh Allah SWT hingga akhirnya Imam As-Syibli menyerah. Ia kemudian berkata,
"Ya Rabbi, semua itu adalah amalanku yang karenya aku harap Engkau mau memaafkanku."

Kemudian Allah SWT berfirman,
"Semua itu tidaklah membuatKu mau mengampunimu."


Imam As-Syibli Menolong Anak Kucing

Imam As-Syibli lantas bertanya,
"Lalu, karena apa Engkau berkenan mengampuniku?"

Allah SWT berfirman,
"Ingatkah engkau, ketika engkau berjalan di pinggiran kota Baghdad, engkau menemukan seekor anak kucing yang kedinginan dan merapatkan tubuhnya ke sebuah tembok. Kemudian karena merasa kasihan, engkau mengambil anak kucing itu dan memasukkannya ke dalam saku jubahmu agar ia terjaga dari kedinginan?"
"Iya," jawab Imam As-Syibli.

Allah SWT berfirman,
"Karena rasa kasihmu pada anak kucing itulah Aku berkenan mengampunimu."

Imam As-Syibli bersyukur telah mendapatkan ampunan Allah SWT. Ia sendiri tak menyangka jika amal menolong kucing itulah yang mengantarkannya mendapatkan kemuliaan dari Allah SWT.

Setelah mendapatkan penjelasan itu, teman Imam As-Syibli sadar bahwa amal ibadah yang dilakukan di dunia aini tidak menjadi jaminan mendapatkan ampunan dari Allah SWT. Bisa jadi ampunan itu karena amal-amal lain yang mungkin ringan dan remeh untuk dikerjakan, seperti menolong hewan dan tumbuhan.

Wassalamu'alaikum wr. wb.
Read more

Papa, Kembalikan tangan Ita….! Ita janji tidak nakal lagi, papa!

Untuk para orang tua yang anaknya kreatif, jangan lagi dipukul ya.. Tolong baca kisah nyata yang menyentuh hati ini, cerita tentang seorang anak kecil bernama Ita yang memohon pada papanya untuk kembalikan tangannya.

Sebagai orang tua kita patut menghalangi perbuatan pasangan untuk memukul sang buah hati.
Khususnya pada anak-anak yang masih kecil dan tak tahu apa-apa.


Mengajar dan memberikan pembelajaran dengan cara memukul bukanlah cara terbaik.

Papa, Kembalikan Tangan Ita
Inilah kisah nyata itu:

Sepasang suami isteri seperti pasangan lain di kota-kota besar meninggalkan anak-anak untuk diasuh pembantu rumah ketika mereka bekerja. Anak tunggal pasangan ini, perempuan berusia tiga setengah tahun. Sendirian di rumah, dia sering dibiarkan pembantunya yang sibuk bekerja.


Dia bermain diluar rumah. Dia bermain ayunan, berayun-ayun di atas ayunan yang dibeli papanya, ataupun memetik bunga matahari, bunga kertas dan lain-lain di halaman rumahnya.

Suatu hari dia melihat sebatang paku karat. Dia pun mencoret semen tempat mobil ayahnya diparkirkan tetapi karena lantainya terbuat dari marmer, coretan tidak kelihatan. Dicobanya pada mobil baru ayahnya. Ya… karena mobil itu berwarna putih, coretannya tampak jelas. Apa lagi kanak-kanak ini pun membuat coretan sesuai dengan kreativitasnya.

Hari itu bapak dan ibunya mengendarai motor ke tempat kerja karena jalan macet. Setelah sang anak mencoret penuh sisi yang sebelah kanan dia beralih ke sebelah kiri mobil. Dibuatnya gambar ayam dan gambarnya sendiri dan sebagainya untuk mengikuti imaginasinya. Kejadian itu berlangsung tanpa disadari si pembantu rumah.

Pulang petang itu, terkejutlah ayah ibunya melihat mobil yang baru setahun dibeli dengan angsuran. Si bapak yang belum lagi masuk ke rumah ini pun terus menjerit, ‘Kerjaan siapa ini?’ Pembantu rumah yang tersentak dengan jeritan itu berlari keluar. Dia juga beristighfar. Mukanya merah padam ketakutan lebih-lebih melihat wajah bengis tuannya.

Sekali lagi diajukan pertanyaan keras kepadanya, dia terus mengatakan ‘Tak tahu… !’ ‘Kamu dirumah sepanjang hari, apa saja yg kau lakukan?’ hardik si isteri lagi. Si anak yang mendengar suara ayahnya, tiba-tiba berlari keluar dari kamarnya. Dengan penuh manja dia berkata ‘Ita yg membuat itu papa…. cantik kan!’ katanya sambil memeluk papanya ingin bermanja seperti biasa. Si ayah yang hilang kesabaran mengambil sebatang ranting kecil dari pohon bunga raya di depannya, terus dipukulkannya berkali-kali ke telapak tangan anaknya.

Si anak yang tak mengerti apa-apa terlolong-lolong kesakitan sekaligus ketakutan. Puas memukul telapak tangan, si ayah memukul pula belakang tangan anaknya. Si ibu cuma mendiamkan saja, seolah merestui dan merasa puas dengan hukuman yang dikenakan. Pembantu rumah terbengong, tidak tahu harus berbuat apa? Si bapak cukup keras memukul-mukul tangan kanan dan kemudian tangan kiri anaknya.

Setelah si bapak masuk ke rumah dituruti si ibu, pembantu rumah menggendong anak kecil itu, membawanya ke kamar. Dilihatnya telapak tangan dan belakang tangan si anak kecil luka-luka dan berdarah. Pembantu rumah memandikan anak kecil itu. Sambil menyiram air sambil dia ikut menangis. Anak kecil itu juga terjerit-jerit menahan kepedihan saat luka-lukanya itu terkena air. Si pembantu rumah kemudian menidurkan anak kecil itu. Si bapak sengaja membiarkan anak itu tidur bersama pembantu rumah.

Keesokkan harinya, kedua belah tangan si anak bengkak. Pembantu rumah mengadu. ‘Oleskan obat saja!’ jawab tuannya, bapak si anak. Pulang dari kerja, dia tidak memperhatikan anak kecil itu yang menghabiskan waktu di kamar pembantu. Si bapak konon mau mengajar anaknya. Tiga hari berlalu, si ayah tidak pernah menjenguk anaknya sementara si ibu juga begitu tetapi setiap hari bertanya kepada pembantu rumah. ‘Ita demam…’ jawab pembantunya ringkas.

‘Kasih minum obat penurun panas ,’ jawab si ibu.

Sebelum si ibu masuk kamar tidur dia menjenguk kamar pembantunya. Saat dilihat anaknya Ita dalam pelukan pembantu rumah, dia menutup lagi pintu kamar pembantunya. Memasuki hari keempat, pembantu rumah memberitahukan tuannya bahwa suhu badan Ita terlalu panas. ‘Sore nanti kita bawa ke klinik’ kata majikannya itu. Sampai saatnya si anak yang sudah lemah dibawa ke klinik. Dokter mengarahkan ia dirujuk ke rumah sakit karena keadaannya serius. Setelah seminggu di rawat inap dokter memanggil bapak dan ibu anak itu.

‘Tidak ada pilihan..’ katanya yang mengusulkan agar kedua tangan anak itu diamputasi karena gangren yang terjadi sudah terlalu parah.

‘Tangannya sudah bernanah, demi menyelamatkan nyawanya kedua tangannya perlu dipotong dari siku ke bawah’ kata dokter.

Si bapak dan ibu bagaikan terkena halilintar mendengar kata-kata itu. Terasa dunia berhenti berputar, tapi apa yang dapat dikatakan. Si ibu meraung merangkul si anak. Dengan berat hati dan lelehan air mata isterinya, si bapak terketar-ketar menandatangani surat persetujuan pembedahan.

Keluar dari bilik pembedahan, selepas obat bius yang disuntikkan habis, si anak menangis kesakitan. Dia juga heran melihat kedua tangannya berbalut kasa putih. Ditatapnya muka ayah dan ibunya. Kemudian ke wajah pembantu rumah. Dia mengerutkan dahi melihat mereka semua menangis. Dalam siksaan menahan sakit, si anak bersuara dalam linangan air mata.

‘Papa.. Mama… Ita tidak akan melakukannya lagi. Ita tak mau dipukul papa. Ita tak mau jahat. Ita sayang papa.. sayang mama.’ katanya berulang kali membuatkan si ibu gagal menahan rasa sedihnya.

‘Ita juga sayang Kak Narti..’ katanya memandang wajah pembantu rumah, sekaligus membuatkan gadis itu meraung histeris.

‘Papa.. kembalikan tangan Ita. Untuk apa diambil.. Ita janji nggak akan mengulanginya lagi! Bagaimana caranya Ita mau makan nanti? Bagaimana Ita mau bermain nanti? Ita janji tdk akan mencoret-coret mobil lagi,’ katanya berulang-ulang.

Serasa copot jantung si ibu mendengar kata-kata anaknya. Meraung-raung dia sekuat hati namun takdir yang sudah terjadi, tiada manusia dapat menahannya.


Pelajaran yang sangat berharga buat para orang tua, anak nakal itu biasa, kalau anak kecil terluka, berilah perhatian sendiri pada anak dan jangan bergantung pada pembantu. karena mereka sejatinya hanya membantu. Tugas utama mendidik anak ada di tangan anda!!! [HP – Sebarkanlah.com /indo24h.com]http://www.sebarkanlah.com/papa-kembalikan-tangan-ita-ita-janji-tidak-nakal-lagi-papa/
Read more

Thursday 29 September 2016

Kisah Hatim Dan Gurunya Syaqiq Balkhi


Suatu hari Syaqiq Balkhi berkata kepada Hatim: 

Syaqiq Balkhi : sejak kapan engkau menyertaiku ?
Hatim: sejak tiga puluh tiga tahun yang lalu
Syaqiq Balkhi : apa yang engkau pelajari dariku selama itu ?
Hatim: hanya delapan masalah
Syaqiq Balkhi : innalillahi wa inna ilaihi rajiun, sia-sialah umurku bersamamu, sedangkan engkau tidak belajar kecuali delapan masalah.
Hatim: wahai guruku ! aku tidak belajar selain itu dan demi Allah aku tidak berdusta.
Syaqiq Balkhi : katakanlah delapan masalah itu aku ingin mendengarnya!
Hatim berkata: aku melihat kepada makhluk, aku melihat setiap orang mencintai kekasihnya, dan ia akan menyertainya ke kubur, maka tatkala ia sampai kekuburan, lantas kekasihnya meninggalkannya, maka karena itu aku menjadikan kebajikan sebagai kekasihku, sehingga ketika aku masuk ke kubur, ia menyertaiku.

Syaqiq Balkhi berkata: engkau telah berbuat baik wahai Hatim, lalu apa yang kedua:
Aku melihat pada firman Allah:

وأما من خاف مقام ربه ونهى النفس عن الهوى فإن الجنة هي المأوى

Maka aku yakin bahwa firman Allah maha benar, aku bersungguh sungguh pada diriku untuk memerangi hawa nafsu, sehingga tetap dalam ibadah kepada Allah.
Yang ketiga: aku melihat kepada makhluk, aku melihat apa saja yang mereka miliki memiliki harga dan ukuran, mereka memuliakannya dan menjaganya, lalu aku melihat pada firman Allah:

ما عندكم ينفذ وما عند الله باق

Apa yang berada disisimu akan musnah dan apa yang ada disisi Allah akan kekal
Kemudian apasaja barang berharga yang aku miliki aku serahkan kepada Allah supaya ia tetap terpelihara disisinya
Yang keempat: aku melihat kepada makhluk: maka aku melihat setiap mereka menjadikan harta , kedudukam dan keturunan sebagai ukuran, lantas aku beranggapan itu tidak berarti apa -apa, kemudian aku lihat firman Allah:

إن أكرمكم عند الله أتقاكم\

Sesungguhnya yang mulia diantara kamu adalah yang paling bertakwa
lalu aku amalkan taqwa sehingga aku berada disisinya sebagai orang yang mulia.
Yang kelima: aku melihat kepada makhluk , mereka saling menusuk dari belakang satu sama lain, dan melaknat antara satu sama lain, sedangkan penyebab ini semua adalah dengki, maka aku perhatikan firman Allah taala:

نحن قسمنا بينهم معيشتهم في الحياة الدنيا

Kami telah membagi jatah kehidupan dunia kepada mereka
Kemudian aku tinggalkan dengki dan aku jauhi makhluk dan aku yakini sesungguhnya pembagian dari Allah dan aku jauhi diriku permusuhan dengan manusia.
Yang keenam: aku lihat makhluk saling memusuhi satu sama lain antara mereka dan saling membunuh satu sama lain, maka kau kembali kepada firman Allah:

  إن الشيطان لكم عدو فاتخذوه عدواً

Sesungguhnya syaithan adalah musuh bagimu dan jadikan ia sebagai musuh
Kemudian hanya syaithan yang aku musuhi dan aku bersungguh sungguh waspada terhadapnya, karena Allah bersaksi sesungguhnya ia adalah musuh bagiku maka aku tinggalkan permusuhan kepada mahkluk selainya.
Yang ketujuh: aku melihat makhluk, lalu aku melihat setiap individu mereka menuntut kehinaan ini, dan ia menghinakan dirinya sendiri, kemudian ia menempuh jalan yang tidak halal baginya, aku perhatikan firman Allah:

وما من دابة في الأرض إلا على الله رزقها

Tiada sesuatupun makhluk yang melata lata diatas permukaan bumu kecuali diatas Allah rizkinya
Lalu aku yakin sesungguhnya diriku adalah salah satu dari dabbah yang rizkinya ditanggung oleh Allah, kemudian aku berbimbang dengan kewajibanku kepada Allah dan aku tinggalkan hak aku disisi-Nya.
Yang kedelapan: aku melihat makhluk ini, maka aku melihat setiap mereka bergantung pada makhluk, “ ini karena pekerjaannya” “ini karena kesehatan badannya” dan mahkluk ini juga bergantung kepada makhluk yang lain, maka aku kembali kepada firman Allah:

" ومن يتوكل على الله فهو حسبه "

Barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah maka ia akan mencukupinya
Kemudian aku menyerahkan urusanku kepada Allah maka dia akan mencukupiku.

Syakik Balkhi berkata: wahai Hatim ! semoga Allah memberi taufik kepadamu, sesungguhnya aku melihat ilmu dalam Taurat, Zabur, Injil Dan Quran, kemudian aku temukan seluruh kebaikan dan agama bertumpu pada delapan masalah ini, barangsiapa menggunakannya maka ia telah mengamalkan kitab yang empat, ilmu ini tidak menganggap penting untuk memperolehnya kecuali oleh ulama akhirat, sedangkan ulama dunia, ia akan sibuk dengan sesuatu yang dapat memudahkannya mengumpulkan harta dan kemegahan, dan ia mengabaikan ilmu ilmu seperti ini, ilmu yang diutus oleh Allah beserta nabinya

Referensi: Ihya Ulumiddin hal 87 juz 1 cet dar el-fikr
Read more

Monday 26 September 2016

Jika Benar Kamu Serius Mencintaiku, Silakan Temui Orang Tuaku…

“Akan tiba suatu zaman bagi manusia, barnagsiapa di antara mereka yang bersabar berpegang teguh pada agamanya, ia ibarat menggenggam bara api” (HR. At Tirmidzi )

Era hari ini, dimana aktivitas pacaran sudah menjadi budaya anak muda maka menjadi suatu hal sulit untuk menolak cinta seseorang apalagi bagi seorang wanita yang juga punya rasa cinta pada seorang laki-laki. Terkadang muncul beragam ketakutan dan kecemasan, takut jika menolak nanti akan menyakiti hatinya, memutus hubungan silaturahim, takut jadi karma nanti nggak ada lagi yang mau, bahkan takut kehilangan si dia dan menjadi milik orang lain.


Hampir 24 jam dalam sehari kita disuguhkan beragam macam kampanye tentang ajakan untuk pacaran baik yang secara terang-terangan ataupun hanya tenang-tenangan. Melalui musik, tayangan sinetron dan film televisi, melalui media sosial bahkan portal-portal online yang sengaja menyuguhkan tips-tips membangun hubungan yang baik dengan sang pacar yah mereka mengajarkan bagaimana agar sukses bermaksiat, nauzubillahi min zalik.

Rasulullah SAW menyampaikan pesan 14 abad yang lalu, akan tiba masa di mana memegang teguh agama ibarat menggenggam bara api, itulah kiasan untuk menggambarkan betapa susahnya untuk menjadi pribadi yang taat pada Allah SWT, selalu berpegang pada perintah dan larangan Al-quran serta menjalankan apa-apa yang Rasulullah contohkan serta meninggalkan apa-apa yang Rasulullah larang.

Salah satu hal yang menjadi ujian bagi wanita apalagi bagi laki-laki adalah tentang hubungan laki-laki dan wanita. Di saat teman sekeliling kita sudah punya pacarnya, di mana setiap malam minggu ada yang jemput untuk ngajak jalan-jalan sementara kita masih sendiri ditambah lagi dengan berbagai ledekan seperti jomblo ngenes , nggak laku dan sebagainya tentu menjadi tantangan tersendiri.

Kata cinta, sayang, kasih, perhatian memang menjadi ujian tersendiri bagi seorang wanita. Jika seorang laki-laki datang pada seorang wanita dengan penuh lemah lembut, menyampaikan suara hatinya kalau dia mencintaimu maka berhati-hatilah jangan mudah terpedaya dan terpesona. Ingat, laki-laki hebat bukan laki-laki yang pandai menebar pesona dan jago merangkai kata yang indah, akan tetapi laki-laki hebat adalah mereka yang tau bagaimana cara menghormati wanita, mengerti bagaimana menghargai wanita  dan tau bagaimana seharusnya mencinta.

Sebagai filternya seorang wanita tentu harus memiliki komitmen yang kuat untuk tidak melakukan aktivitas pacaran karena memang itu adalah pilihan sadarnya sebagai bentuk ketaatan dan ketakwaan pada Allah SWT. Sejatinya cinta yang tulus ikhlas dari hati seorang laki-laki memiliki tabiat menjaga dan melingungi wanita yang dicintainya termasuk menjaga dan melindungi dari dosa maksiat zina hati, zina mata dan beragam maksiat lainnya.

Oleh karena itu laki-laki yang benar-benar serius mencintaimu maka ia takkan mudah mengungkapkan cintanya sebelum ia sadar kalau dirinya sudah siap untuk menikah. So, jika ada yang mengatakan cinta padamu wahai shalihat semua jawablah dengan penuh kemantapan Jika Benar Kamu Serius Mencintaiku, Silakan Temui Orang Tuaku , dari caranya menanggapi pernyataanmu maka kamu akan bisa membedakan mana-mana yang benar-benar serius mencintai dan mana yang hanya berani katakan cinta.

sumber http://www.elmina-id.com/jika-benar-kamu-serius-mencintaiku-silakan-temui-orang-tuaku/
Read more

Sunday 25 September 2016

Kisah Si Pembunuh 100 Orang Taubatnya Diterima

Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim dikisahkan bahwa dahulu ada seorang lelaki yang telah membunuh 99 orang.
Lelaki ini telah berlumuran darah, jari jemarinya, pakaiannya, tangan dan pedangnya semuanya basah oleh darah.

Lelaki pelaku kejahatan ini telah melumuri dirinya dengan darah jiwa yang diharamkan oleh Allah membunuhnya serta mencabut nyawa mereka.
Sesudah dirinya berlumuran dengan kejahatan dan dosa besar ini, dia menyadari kesalahannya.

Maka keluarlah ia dengan pakaian yang berlumuran darah, sedang pedangnya masih meneteskan darah segar dan jari jemarinya belepotan darah juga.
Ia datang bagaikan seorang yang mabuk, gelisah, ketakutan seraya bertanya-tanya kepada semua orang,
"Apakah aku masih bisa diampuni?"

Orang-orang berkata,
"Kami akan menunjukkanmu kepada seorang rahib yang tinggal di kuilnya, maka sebaiknya kamu pergi ke sana dan tanyakanlah kepadanya apakah dirimu masih bisa diampuni."

Dia menyadari bahwa tiada yang dapat memberi fatwa dalam masalah ini, kecuali hanya orang-orang yang ahli dalam hukum Allah.
Ia pun pergi ke sana, ke tempat rahib itu, seorang ahli ibadah dari kalangan kaum Bani Israil.

Pertemuan Dengan Rahib.
Dia pergi melangkah dengan langkah yang cepat dengan penuh penyesalan karena dosa-dosa yang telah dilakukannya.
Lalu ia mengetuk pintu kuil si rahib tersebut.

Lelaki pembunuh itu masuk dan ternyata pakaiannya masih berlumuran darah segar, membuat si rahib kaget bukan kepalang.
Si rahib berkata,
"Aku berlindung kepada Allah dari kejahatanmu."
Si pembunuh bertanya,
"Wahai rahib ahli ibadah, aku telah membunuh 99 orang, maka masih adakah jalan bagiku untuk bertobat?"
Si rahib spontan menjawab,
"Tiada taubat bagimu."

Akhirnya si pembunuh ini putus asa memandang kehidupan ini.
Di matanya, dunia ini terasa gelap, kehendak dan tekadnya melemah, dan keindahan yang terlihat di matanya menjadi buruk.

Si pembunuh ini akhirnya mengangkat pedangnya dan membunuh rahib itu sebagai balasan yang setimpal untuknya guna menggenapkan 100 orang manusia yang telah dibunuhnya.

Selanjutnya ia keluar menemui orang-orang guna menanyakan lagi kepada mereka, bukan karena alasan apa, melainkan karena jiwanya sangat menginginkan untuk taubat dan kembali ke jalan Tuhannya serta menghadap kepada-Nya.

Ia bertanya kepada mereka,
"Masih adakah jalan untuk bertaubat bagiku?"
Mereka menjawab,
"Kami akan menunjukkanmu kepada Fulan bin Fulan, seorang ulama, bukan seorang rahib, yang ahli tentang hukum Tuhan."

Pertemuan Dengan Orang Alim.
Setelah pembunuh itu ditunjukkan ke tempat seorang alim, akhirnya si pembunuh itu pergi menemui orang alim itu yang pada saat itu berada di majelisnya sedang mengajari generasi dan mendidik umat.

Orang alim itu pun tersenyum menyambut kedatangannya.
Begitu melihatnya, ia langsung menyambutnya dengan hangat dan mendudukkan di sebelahnya setelah memeluk dan menghormatinya.

Ia bertanya,
"Apakah keperluanmu datang kemari?"
Ia menjawab,
"Aku telah membunuh 100 orang yang terpelihara darahnya, maka masih adakah jalan taubat bagiku?"

Orang alim itu balik bertanya,
"Lalu siapakah yang menghalang-halangi antara kamu dengan taubat dan siapakah yang mencegahmu dari melakukan taubat?
Pintu Allah terbuka lebar bagimu, maka bergembiralah dengan ampunan, bergembiralah dengan perkenan dari-Nya, dan bergembiralah dengan taubat yang mulus."

Si pembunuh berkata,
"Aku mau bertaubat dan memohon ampun kepada Allah."
Orang alim berkata,
"Aku memohon kepada Allah semoga Dia menerima taubatmu."

Selanjutnya orang alim itu berkata kepadanya,
Sesungguhnya engkau tinggal di kampung yang jahat, karena sebagian kampung dan sebagian kota itu adakalanya memberikan pengaruh untuk berbuat kedurhakaan dan kejahatan bagi para penghuninya.

Barang siapa yang lemah imannya di tempat seperti itu, maka ia akan mudah berbuat durhaka dan akan terasa ringanlah baginya semua dosa, serta menggampangkannya untuk melakukan tindakan menentang Tuhannya, sehingga akhirnya ia terjerumus ke dalam kegelapan lembah dan jurang kesesatan.

Akan tetapi, apabila suatu masyarakat yang di dalamnya ditegakkan amar ma'ruf dan nahi mungkar, maka akan tertutuplah semua pintu kejahatan bagi para hamba.

Oleh karena itu, keluarlah kamu dari kampung yang jahat itu menuju ke kampung yang baik.
Gantikanlah tempat tinggalmu yang lalu dengan kampung yang baik dan bergaullah kamu dengan para pemuda yang shalih yang akan menolong dan membantumu untuk bertaubat.

Singkat cerita, akhirnya sang pembunuh meninggalkan kampung itu dan pergi ke tempat yang ditunjuk oleh orang alim terakhir sambil menangis dan menangis menyesali semua perbuatnnya. Dari satu kampung ke kampung lain telah dilewatinya dan semakin dekat denga tempat yang dituju. Belum sampai pada tempat yang dituju, sang pembunuh ini meninggal di tengah perjalanan.

Apakah taubatnya diterima Allah SWT?
Saat itu turunlah 2 orang malaikat yang memperebutkan sang pembunuh, yang seorang berkeyakinan untuk menceburkannya ke dalam neraka dan seorang lagi berkeyakinan untuk memasukkannya ke dalam surga.
Karena perebutan terjadi, maka mengadulah kedua malikat itu kepada Allah SWT.

Allah SWT memberikan perintah untuk mengukur jarak antara kampung maksiat dengan tempat yang dituju.
Setelah diukur, ternyata sang pembunuh sudah mendekati jarak dengan kampung orang alim (tempat yang ditujunya).
Maka surgalah tempat orang itu berada.

Subhanallah...
Sungguh besar sekali pengampunan Allah SWT kepada hambanya. Tak terkirakan dosa yang dilakukan manusia, Allah SWT tetap memberikan ampunan selama orang tersebut mau bertobat dengan taubatan nasuha.

Begituah sahabat, kisah Seorang Pembunuh yang telah membunuh sebanyak 100 orang.
Semoga bermanfaat...
(Maaf kepanjangan ceritanya, dan mengetiknya juga capek sahabat).
Read more

Menikah cuma habis Rp 2 juta, alasan pasangan ini bikin terenyuh

Ketulusan cinta seorang memang tidak bisa diukur dengan materi. Pelaminan yang megah dan gaun yang cantik, serta pesta pernikahan yang mewah tidak bisa menjadi alat ukur ketulusan dan kesetiaan cinta seseorang.

Sebab memang banyak pasangan pengantin tulus saling mencintai, meski pun pesta pernikahan mereka sederhana dan minim biaya. Selain faktor ketidaktersediaan, beberapa pasangan memang memilih mengadakan pesta menghalalkan satu sama lain itu dengan sederhana.

Kejadian seperti ini dilakukan oleh sepasang kekasih Muhammad Fadhil Isa dan Siti Norazlin Salim. Kedua mempelai yang saling mencintai ini melangsungkan pernikahannya dengan sangat sederhana.


Tanpa pelaminan mewah dan pesta yang meriah, kedua pasangan ini hanya melangsungkan akad nikahnya di masjid. Bahkan keluarga dan kerabat dekat yang hadir menyantap makan siang di sebuah warung makan sederhana.

Kedua mempelai ini menuturkan bahwa keduanya hanya menghabiskan sekitar Rp 2 juta untuk hari istimewanya tersebut. Uang Rp 300 ribu digunakan untuk mahar pernikahan, Rp 700 ribu untuk penghulu dan Rp 1 juta untuk makan bersama seluruh peserta yang hadir di rumah makan.

Fadhil mengaku memilih pesta pernikahan yang sederhana pada Oktober tahun lalu, bukan karena ia tak memiliki cukup uang, melainkan karena keduanya percaya bahwa keberkahan pengantin tidak terletak pada seberapa meriah pesta pernikahannya, sehingga keduanya memutuskan memanfaatkan uang simpanan sebagai bekal rumah tangga.

Pasangan pengantin asal Negeri Jiran ini bahkan menuturkan bahwa ia bisa saja mengadakan pesta yang meriah, namun ia merasa itu bukan inti dari pernikahannya.

Setelah setahun lamanya, Fadhil kembali menceritakan kisah pernikahannya tersebut pada Jumat (1/4) lalu. Ia hanya ingin berbagi kesederhanaan momen pernikahannya, melihat maraknya pemberitaan adanya pasangan pengantin yang gagal menikah hanya karena uang mahar yang kurang.

"Betul saya kawin dengan murah? Iya memang. Pernikahan kami berlangsung dengan biaya tak lebih dari 2 juta. Bahkan beberapa rekan saya yang menjadi fotografer dan panitia pembantu pengantin kami belikan nasi box KFC,"ujar Fadhil sembari mengunggah foto pernikahannya setahun silam.

1. Tamu dan kerabat yang datang dijamu makan siang di sebuah rumah makan sederhana

2. Pengantin juga ikut makan bersama

3. Termasuk mempelai wanita dan keluarganya

4. Mahar pernikahan sederhana hanya senilai Rp 300 ribu

5. Fadhil berbahagia kini istrinya sudah hamil 3 bulan

6. Keduanya melakukan akad nikah di masjid

7. Ketulusan dan kebahagiaan cinta yang dipertemukan memang tak bisa dinilai dari mewahnya pesta

sumber http://worldst.net/menikaxcxcxc-xcvcbvbvbv-bnbnmnmn.html
Read more

AKANKAH ANDA AKAN MENETESKAN AIR MATA JIKA MEMBACA INI?..,HARTA BOLEH MISKIN TAPI KEKAYAAN IMAN TETAPLAH YANG UTAMA,,.!!!

Seorang pedagang hewan qurban bercerita mengenai pengalamannya : Seorang ibu datang memperhatikan dagangan saya. Diliat dari penampilannya kelihatannya tidak akan mampu beli. Namun masih tetap saya cobalah hampiri serta tawarkan padanya, “Silahkan bu…”, lalu ibu itu menunjuk satu diantara kambing termurah sembari ajukan pertanyaan, ”kalau yang itu berapakah Pak? ”.

“Yang itu 700 ribu bu, ” jawab saya. “Harga pasnya berapa? ”, Bertanya kembali si Ibuu. “600 deh, harga segitu untung saya kecil, namun biarlah……. “Tapi, duit saya cuma 500 ribu, boleh pak? ”, pintanya. Waduh, saya bingung, karenanya harga modalnya, pada akhirnya saya berembug dengan rekan hingga pada akhirnya ditetapkan diberikan saja dengan harga itu pada ibu itu.


Sayapun mengantar hewan qurban itu hingga kerumahnya, demikian tiba dirumahnya, “Astaghfirullah……, Allahu Akbar…, merasa menggigil semua tubuh lantaran lihat
kondisi tempat tinggal ibu itu.

Rupanya ibu itu hanya tinggal bertiga, dengan ibunya serta puteranya di rumah gubug berlantai tanah itu. Saya tak lihat tempat tidur kasur, kursi ruangan tamu, terlebih perlengkapan elegan atau beberapa barang elektronik,. Yang tampak cuma dipan kayu beralaskan tikar serta bantal lusuh.

Di atas dipan, tertidur seseorang nenek tua kurus. “Mak….. bangun mak, nih lihat saya bawa apa? ”, kata ibu itu pada nenek yg tengah rebahan hingga pada akhirnya terbangun. “Mak, saya telah belikan emak kambing buat qurban, nanti kita antar ke Masjid ya mak…. ”,

kata ibu itu dengan penuh keceriaan.

Si nenek sangatterkaget meski terlihat bahagia, sembari mengelus-elus kambing, nenek itu berucap, “Alhamdulillah, pada akhirnya kesampaian juga kalau emak ingin berqurban”.

“Nih Pak, uangnya, maaf ya bila saya nawarnya kemurahan, lantaran saya cuma tukang cuci di kampung sini, saya berniat menghimpun duit untuk beli kambing yang akan diniatkan buat qurban atas nama ibu saya…. ”, kata ibu itu

Kaki ini bergetar, dada merasa sesak, sembari menahan tetes air mata, saya berdoa, “Ya Allah…, Ampuni dosa hamba, hamba malu bertemu dengan hamba-Mu yang tentunya lebih mulia ini, seorang yang miskin harta tetapi kekayaan Imannya demikian luar biasa”.

“Pak, ini biaya kendaraannya…”, panggil ibu itu, ”sudah bu, agar biaya kendaraanya saya yang bayar’, kata saya.

Saya cepat pergi sebelumnya ibu itu tahu bila mata ini telah basah lantaran tidak mampu mendapat teguran dari Allah yang telah mempertemukan dengan hambaNya yang dengan kesabaran, ketabahan serta penuh keimanan menginginkan memuliakan orang tuanya…….

Untuk mulia nyatanya tak perlu harta berlimpah, jabatan tinggi terlebih kekuasaan, kita dapat belajar keikhlasan dari ibu itu untuk meraih kemuliaan hidup. Berapa banyak di antara kita yang di beri kecukupan pendapatan, tetapi masihlah saja ada kengganan untuk berkurban, walau sebenarnya mungkin saja harga handphone, arloji, tas, maupun aksesori yg melekat di badan kita harga nya jauh lebih mahal dibanding seekor hewan qurban. Tetapi selalu kita sembunyi di balik kata tak mampu atau tak dianggarkan.sumber http://www.syiarmuslim.com/2016/04/akankah-anda-akan-meneteskan-air-mata.html
Read more