Showing posts with label PERNIKAHAN. Show all posts
Showing posts with label PERNIKAHAN. Show all posts

Friday 12 August 2016

MASYAALLAH, Ternyata Istri yang Sebabkan Suaminya Durhaka

Laki-laki ini merupakan satu-satunya pria dari empat bersaudara. Ayahnya meninggal dunia. Sang ibu mengandalkan uang pensiunan suaminya untuk membiayai kehidupan keempat anaknya. Tentu serbakekurangan. Tapi sang ibu dengan kepiawaian manajemennya berhasil membiayai anak-anaknya agar tidak menjalani kehidupan yang berbeda dengan anak-anak seusianya.

Berjalannya waktu mengantarkan tiga anak perempuan sang ibu sampai mendapatkan suaminya masing-masing. Ketika dia tinggal berdua dengan anak laki-laki satu-satunya, naluri sang bunda segera mendesak anaknya itu untuk menikah.

“Segeralah. Agar engkau bahagia. Aku ingin menimang cucu dari pernikahanmu.” desak sang ibu.


Sang anak pun mantap untuk menikah. Sang ibu mencarikan calon, si anak laki-laki baik hati ini hanya menurut. Satu syarat yang dia ajukan kepada ibunya, “Siapa saja. Asal shalihah. Asal mau tinggal bersama ibu di rumah ini.”

Tanpa diduga sebelumnya, dalam hitungan pekan sebelum pernikahan sang anak laki-laki, satu anak perempuan sang ibu kembali ke rumah dengan tiga anaknya. Dicerai. Suaminya berlaku zalim. Alhasil, rumah itu semakin penuh. Sang anak laki-laki sempat meminta agar ibunya menunda rencana pernikahan, tapi ibunya menolak.

Laki-laki ini pun menikah.

Setahun pertama hampir tak ada konflik. Beberapa saat setelahnya, barulah dia mendapati untuk pertama kalinya, sang istri ribut dengan saudara perempuannya. Konflik berhasil diselesaikan. Sang laki-laki mash menjalani kebiasaannya bekerja untuk mencukupi kebutuhan ibu dan istrinya.

Rupanya, sang istri juga bermasalah dengan sang mertua, ibu si laki-laki. Persoalan pertama bisa diselesaikan dengan baik, tapi bertambah hari kondisinya kian rumit. Jadilah si laki-laki berada di tengah konflik antara istri, saudara perempuan, dan ibunya. Benar-benar membingungkan.

Sebagai solusi, laki-laki ini memutuskan untuk berpindah rumah. Menyewa. Sang ibu dirundung duka mendengar kabar tersebut hingga menangis dua hari dua malam tanpa henti.

Sang laki-laki menjelaskan, dia akan tetap berkunjung dan sesering mungkin bertemu dengan ibunya. Hati sang ibu luluh, laki-laki ini pindah bersama istri dan anak-anaknya.

Dalam bilangan bulan, laki-laki ini masih bisa menepati janjinya. Berkunjung ke rumah ibunya sepekan satu kali dengan membawa uang belanja. Seiring berjalannya waktu, jumlah kunjungan makin lama dan jatah yang kian sedikit karena banyak kebutuhan yang harus dia berikan kepada istri.

Sang istri kerap mengajukan anggaran untuk keperluan rumah hingga si laki-laki harus mencicilnya saban bulan. Dalam bilangan bulan berikutnya, si laki-laki bahkan tak mengunjungi ibunya dalam waktu dua bulan. Berkali lipat dari lamanya kunjungan semula.

Lantaran butuh uang, sang ibu berkunjung ke rumah anak laki-lakinya itu. Betapa terbelalak pandangan sang ibu saat menyaksikan perabotan rumah sang anak yang berasal dari barang-barang mewah, sementara ibu, saudara perempuan, dan keponakannya berada dalam kekurangan.

Sepulang dari kunjungan tersebut, sang ibu jatuh sakit. Ketika saudara perempuan menelepon agar dia berkunjung, sang istri mencegah dan mengatakan bahwa ibunya hanya berpura-pura.

Akhir kisah, laki-laki ini tak kuasa menahan pedih yang menyayat nuraninya. Ibunya sudah berkalang tanah. Meski tergolong berbakti di awal-awal kisah, ia harus mendapati kepahitan cerita lantaran bisikan sang istri. Sesalnya tak bisa dibendung ketika mendengar penuturan saudari perempuannya dalam sambungan telepon, “Ibu sudah meninggal. Datanglah segera. Keinginannya yang terakhir adalah melihat wajahmu.”

Kawan, telitilah calon istri sebelum memutuskan untuk menikahinya.

Wallahu a’lam. [Pirman/Kisahikmah]

sumber : http://kisahikmah.com/kisah-anak-durhaka-karena-bisikan-istri/
Read more

Ritual Penting yang Kerap Dilupakan Pengantin di Malam Pertama

Setelah tamu-tamu berpamit, keluarga masih sibuk merapikan segala perlengkapan yang digunakan untuk resepsi pernikahan dan banyak kesibukan lainnya, dua orang yang seharian menjadi raja dan ratu mulai berkemas. Memasuki kamar bersama untuk pertama kali.

Malam itu, ‘panggung’ dan acara resmi milik mereka berdua; sepasang pengantin baru. Inilah malam ‘berbuka’ setelah bertahun-tahun menahan syahwat dari segala yang diharamkan. Malam itu, sesuatu yang mulanya haram langsung dihalalkan, bahkan dijanjikan pahala agung, nikmat sempurna tak terganti, dan kebaikan-kebaikan lainnya.

Malam itu, dua insan yang tengah mabuk cinta boleh merayakannya. Bebas. Asal tidak melanggar cara-cara yang digariskan oleh syariat.


Sayangnya, karena desakan hasrat yang di ubun-ubun, rasa penasaran yang kian menggelembung, sepasang pengantin baru ini sering kali luput dari satu hal penting sebelum merayakan cinta di malam pertama. Bisa karena lupa atau tidak memiliki ilmu tentang pernikahan yang memadai.

Padahal, ritual ini amatlah penting. Tak kalah pentingnya dari ‘buka’ bersama selama bertahun-tahun melakukan ‘puasa’ itu.

“Apabila engkau dimasukkan ke tempat istrimu, shalatlah dua rakaat. Kemudian mohonlah kepada Allah Ta’ala kebaikan dari orang yang engkau masuki dan berlindunglah kepada-Nya dari keburukan yang terdapat pada dirinya.”

Inilah hal penting yang kerap dilupakan oleh pengantin baru di malam pertama. Inilah ritual yang sangat berpengaruh terhadap kebahagiaan malam itu dan keberkahan setelahnya. Sayangnya, ritual ini banyak dilupakan atau memang tidak diketahui lantaran kebodohan para pengantin, meski mereka beragama Islam.

Nasihat untuk memulai malam pertama dengan shalat dua rakaat ini disampaikan oleh Abu Dzar al-Ghifari, Abdullah bin Mas’ud, dan Hudzaifah bin Yaman kepada Abu Sa’id Abu Usaid. Dari jalur Abu Bakar bin Abu Syaibah, ketiga sahabat utama mendengar kalam ini langsung dari Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam.

Setelah tunai mendirikan dua rakaat sunnah dan mengecup kening istri dengan mengucapkan doa keberkahan, selanjutnya adalah milik dua insan nan berbahagia ini. Hal ini sebagaimana disebutkan dalam pamungkas riwayat tersebut, “Seterusnya adalah urusanmu dan urusan istrimu.”

Tapi, jangan terburu-buru. Buatlah kesepakatan. Sebab tergesa datangnya dari setan. Jika kalian sudah sepakat untuk ‘berbuka’ malam itu, insya Allah berkah. Jangan lupa memulainya dengan doa yang diajarkan oleh Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam.

[Pirman/Keluargacinta]http://keluargacinta.com/sunnah-di-malam-pertama-pernikahan/
Read more

Teguran bagi Yang Bermewah-mewah dalam Walimah

Jika Anda seorang laki-laki Muslim dan sudah berniat bulat untuk menikah tapi terhalang biaya walimah yang tinggi menjulang, bacalah hadits ini dengan penghayatan penuh. Baca dengan teliti, lalu sampaikan kepada calon istri dan walinya tentang kesungguhan niat Anda.

Jika Anda seorang wanita Muslimah dan mematok angka yang luar biasa kepada calon suami terkait perayaan walimah, semoga hadits ini benar-benar membuka hati dan pikiran Anda bahwa walimah adalah bagian dari sunnah yang harus diteladani dari Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam, bukan mencontoh generasi masa kini atau para artis idola Anda.


Sahabat mulia Abdurrahman bin Auf mendatangi Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam. Dia melaporkan pernikahannya dengan seorang Muslimah. “Saya telah menikah dengan maskawin sekeping emas,” ujarnya.

“Semoga Allah Ta’ala memberikan berkah kepadamu. Adakanlah walimah walau dengan (menyembelih) seekor kambing kibasy.” jawab Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam.

Apakah laki-laki yang hendak menikahi Anda lebih kaya dari sosok Abdurrahman bin Auf? Jika kepada salah satu sahabat terkaya saja Nabi hanya menyarankan walimah dengan seekor kambing, berapa angka yang mungkin direkomendasikan oleh Nabi kepada calon suami yang akan menikahi Anda, sementara kerjaannya hanya seorang karyawan kantor? Jika Nabi saja melonggarkan, mengapa Anda justru menuntut lebih dengan banyak dalih yang tak islami secuil pun?

Selain hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ibnu Majah di atas, ada riwayat lain dari beliau tentang walimah dengan seekor kambing yang berasal dari Anas bin Malik Radhiyallahu ‘anhu ketika mengisahkan walimah Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam saat menikahi Zainab binti Jahsy.

Pada hakikatnya, walimah hanya mengabarkan kepada khalayak bahwa seseorang telah menikah. Bahkan jika seekor kambing terasa berat, Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam pernah mencontohkan yang jauh lebih sederhana dari itu.

Setelah menikah dengan Shafiyyah binti Huyay, sebagaimana dituturkan dari sahabat mulia Anas bin Malik Radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam mengadakan walimah dengan makanan gandum dan kurma. Ini sebagaimana diriwayatkan oleh Imam Ibnu Majah Rahimahullahu Ta’ala.

Bahkan sahabat Sahl bin Sa’ad as-Sa’idi sebagaimana diriwayatkan oleh Imam Ibnu Majah Rahimahullahu Ta’ala disebutkan memberikan hidangan walimah kepada Nabi Shallalahu ‘Alaihi Wa sallam berupa butiran kurma sisa yang dia makan malamnya bersama sang istri.

Sungguh, ini teladan yang sangat nyata. Sayangnya, teladan ini diingkari oleh sebagian kita dengan banyak dalih yang tak beralasan. Hal inilah yang akhirnya menjadi penghalang bagi pemuda-pemuda Muslimin untuk menyegerakan menikah karena kondisi ekonomi yang jauh dari kata mampu.

Wallahu a’lam. [Pirman/Keluargacinta]http://keluargacinta.com/teguran-bagi-yang-bermewah-mewah-dalam-walimah/
Read more

Beberapa Pengorbanan Istri yang Sering Tidak Dihargai Suami

Terkadang suatu hal yang sangat sulit dan membutuhkan banyak pengorbanan bagi istri, ternyata di mata suami hal yang biasa saja, bahkan dianggap memang sudah seharusnya, sehingga tidak ada penghargaan layak untuk istri.


Suami perlu menyadari beberapa pengorbanan berikut ini agar bisa lebih mencintai dan menyayangi istri, serta memahami mengapa sering kali istri begitu sensitif, banyak tuntutan, dan gampang ngambek.

Inilah beberapa pengorbanan istri yang sering tidak dihargai suami:

1. Seharian di Rumah Saja
Bagi orang yang senang di rumah saja, mungkin tak merasa terlalu berat. Akan tetapi ada beberapa tipe wanita yang sebenarnya tidak betahan di rumah. Lebih suka main dan bersilaturahim, traveling ke sana ke mari.

Lalu ketika menikah dan memiliki anak, seorang wanita harus berkonsentrasi dengan tanggungjawabnya di rumah. Tidakkah suami menyadari bahwa hal ini memerlukan pengorbanan luar biasa?

Ada yang mengacuhkan gelar sarjananya untuk mengabdi pada suami dan anak, tidak sedikit yang mendapat hinaan dari keluarga dekat “Sudah disekolahin tinggi malah kerja di rumah doang”, tapi yang menyesakkan adalah… istri tidak mendapatkan apresiasi selayaknya dari suami.

Wahai suami, bersyukurlah jika istri bersedia menantimu di rumah. Mungkin ia sering menangis tanpa diketahui. Mungkin ia sering memendam rasa tidak tahannya sendirian. Namun jika mendapat ucapan terimakasih dan pengertian dari suami, itu sudah sangat melegakan.

2. Bentuk Badan Berubah
Pengorbanan lainnya adalah perubahan bentuk badan yang signifikan sehabis melahirkan. Ada beberapa wanita yang tidak bisa mengembalikan bentuk badannya seperti semula karena faktor hormonal.

Bagi seorang pria, menjadi gemuk adalah suatu hal yang biasa saja. Namun bagi wanita, bisa jadi mengurangi rasa percaya dirinya.

Apalagi jika suami ikutan meledek perutnya yang maju, badannya yang bertambah besar, tentu pengorbanan seorang istri terasa menyakitkan. Terutama ketika suami mencari wanita lain dengan alasan istri sudah tidak menarik seperti sebelumnya.

Suami sering kali menganggap perubahan bentuk badan istri adalah kesalahan istri yang tak pandai menjaga berat badan. Sudah pernahkah berterimakasih pada istri karena ia bersedia badannya berubah untuk melahirkan sang buah hati?

3. Menyusui Anak
Pekerjaan menyusui bukanlah hal yang mudah, dan seorang ibu melakukannya selama kurang lebih 2 tahun tanpa mengeluh.

Saat menyusui, badan akan terasa pegal, lelah, mungkin juga bosan menunggu sang buah hati sampai merasa kenyang dan terlelap.

Wahai suami, betapa banyak wanita yang menolak menyusui anaknya sendiri, sudahkah Anda bersyukur dan berterimakasih pada istri yang bersedia menyusui buah hati Anda? Apakah Anda berpikir menyusui bayi begitu mudah dan tidak perlu Anda apresiasi?

Maka cobalah sendiri memberi minum sambil menggendong bayi berjam-jam, lakukan itu sehari lebih dari 10 jam dan terus lakukan hingga 2 tahun!

Sungguh, menyusui anak merupakan pengorbanan seorang istri dan ibu yang luar biasa.

Baru 3 hal saja pengorbanan seorang istri yang disampaikan pada tulisan ini, semoga telah bisa menyampaikan kebenaran yang perlu diketahui para suami.

Semoga suami dan istri yang saling bersyukur akan Allah tambahkan nikmat dalam rumah tangga dan juga cinta di antara pasutri.

Sumber: ummi-online.com/http://islamidia.com/beberapa-pengorbanan-istri-yang-sering-tidak-dihargai-suami/
Read more

Thursday 11 August 2016

Kisah Nyata Dasyatnya Keluarga Sakinah

Namaku Wina lengkapnya Sri Winarsih, kini usiaku sudah mencapai 28 tahun. Aku dilahirkan dari keluarga yang sangat sederhana.


Ayahku seorang pegawai negeri dengan penghasilan yang sangat rendah, sedangkan ibu seorang ibu rumah tangga yang hanya dapat membantu meringankan suaminya dengan berjualan jajanan keliling kampung. Seingatku, aku tidak pernah mendengar ayah ibuku mengeluhkan tentang hal itu.

Aku dilahirkan dalam kondisi yang sangat memprihatinkan. Aku tidak sempurna seperti bayi-bayi lainnya, tubuhku kecil karena aku lahir prematur. Mungkin karena ibu terlalu giat bekerja agar dapat membantu ayahku dalam mencari nafkah.

Oleh karena orang tua tidak mempunyai banyak biaya untuk perawatanku di rumah sakit, maka orang tuaku membawaku pulang ke rumah untuk dirawat dengan peralatan seadanya.
Berkat dukungan ayahku, ibuku merawatku sebaiknya mungkin dengan sangat berhati-hati. Sehubungan aku lahir belum cukup umur maka tubuhku membutuhkan kehangatan yang lebih, kata ibuku dulu untuk dapat menghangat tubuhku maka digunakan lampu belajar bekas pemberian tetangga. Orang tuaku berharap aku dapat tumbuh dengan sempurna seperti layaknya anak-anak pada umumnya.

Alhamdulillah dengan dukungan ayahku dan berkat pertolongan Allah maka aku dapat tumbuh dengan cepat dan sehat. Namun di tengah perjalanan hidupku terjadi suatu kecelakaan yang dampaknya terasa hingga tamat SMA.

Saat berusia 5 bulan aku jatuh dari tempat tidur ibuku. Saat itu ibuku sedang membuat kue untuk dijual hari itu. Ibu terkejut mendengar tangisanku yang secara tiba-tiba itu. Aku sudah tergeletak di atas lantai. Setelah diperiksa, alhamdulillah tidak ada cedera di tubuhku.

Ibu tidak membawaku ke rumah sakit hanya diperiksa sendiri saja, karena saat itu ibu tidak punya uang. Dengan cekatan ibu menggendongku dengan penuh kasih sayang, dengan kehangatannya yang hingga saat ini masih terasa dan selalu kurindukan.

Sejak kecil aku mengalami kesulitan dalam melakukan gerakan, tubuhku kaku, tidak lincah seperti teman-temanku. Semakin besar gerakanku semakin kaku, sampai akhirnya aku di bawa ke rumah sakit yang berada jauh dari desa kami tinggal.

Sebetulnya orang tuaku tidak mempunyai uang untuk itu, tetapi dengan berbagai usaha yang halal akhirnya ayahku mampu mengumpulkan sedikit uang untuk berobat ke kota.

Sesampainya di rumah sakit aku ditangani oleh seorang dokter yang cantik dan baik hati, lemah lembut tutur katanya, namanya dokter Mila.

Dari pemeriksaannya ternyata aku mengalami kelainan pada tulang kaki dan tanganku, sehingga aku harus menjalani beberapa terapi untuk menormalkan kembali fungsi tulang-tulangku agar bisa berjalan dengan baik.

Salah satu penyebabnya kemungkinan pada saat aku terjatuh pada usia 5 bulan itu. Baru beberapa hari aku tinggal di rumah sakit persediaan uang ayahku menipis, akhirnya dengan sangat terpaksa ayah ibu membawaku kembali ke kampung.

Orang tuaku pasrah atas ujian yang Allah berikan. Apapun yang akan terjadi semua adalah kehendak-Nya. Usaha orang tuaku patut kuacungi dua jempol, bahkan bila memungkinkan empat jempol sekaligus.

Dengan telaten setiap hari ibuku melakukan terapi sendiri di rumah, sementara ayahku membuatkan aku tempat untuk belajar berjalan dari bambu. Sebelum ayahku pergi bekerja aku selalu diajak untuk melakukan latihan secara rutin dengan penuh kasih sayang.

Aku melihat tidak ada sedikitpun guratan kesedihan di wajah mereka, senyum bahagia selalu menyelimuti bibirnya saat memberi semangat padaku untuk melakukan latihan tersebut. Apalagi kalau sudah melihat aku bosan, ibu selalu membujuknya dengan janji akan membuatkan aku makanan kesukaanku. Ayah pun demikian tidak pernah luput memujiku dengan perkembangan kemampuanku untuk berjalan.

Tanpa terasa aku sudah duduk di bangku SMA, aku masih selalu diantar jemput oleh ibuku karena aku memang belum dapat berjalan dengan sempurna. Jalanku masih pelan-pelan takut jatuh, ibu selalu menggandeng tanganku dan memapah aku berjalan. Kegigihan beliau dalam membimbing, benar-benar memacu hatiku untuk bertekad mewujudkan cita-citaku menjadi seorang dokter ahli tulang yang cantik dan sukses seperti Dokter Mila.

Hari demi hari kulalui dengan dukungan dan kehangatan orang tuaku, terutama ibu. Sampailah pada tahun ke 3 di SMA, prestasi belajarku melesat cepat, nilai pelajaranku sangat baik.
Pertolongan Allah pun tiba. Aku mendapatkan bantuan dari Pak

Haji Sholehudin, seorang yang dermawan di kampungku, sehingga orang tuaku tidak begitu dipusingkan dengan biaya sekolahku di SMA. Walaupun demikian ayah dan ibuku tidak berhenti atau bermalas-malasan mencari nafkah, karena pada prinsipnya tidak mau merepotkan orang lain.

Pak Haji Sholeh adalah pedagang di pasar di kota, istri tercintanya telah meninggal dunia 15 tahun yang lalu. Meski usahanya sangat maju namun kehidupannya sangat sederhana.

Beliau hidup bersama 5 orang anak yatim piatu di rumahnya yang sangat sederhana. Kepeduliannya kepada orang yang tidak mampu jauh lebih peduli dibandingkan dengan orang kaya yang ada di kampungku.

Menurut cerita dari ibuku, sejak masih muda beliau gemar sekali bersedekah, begitu pula dengan almarhum istrinya. Baginya harta dia sesungguhnya adalah harta yang dia berikan untuk orang lain. Subhanallah!!

Dengan segala keterbatasan dan dukungan dari orangtua, aku mampu menyelesaikan pendidikan di SMA dengan prestasi dan nilai yang gemilang. Acara wisuda di sekolah sangat meriah. Kami saling berpelukan, menangis karena haru bahagia.

Kami sadar kami akan berpisah dengan teman-teman dan entah apakah kami akan bertemu kembali atau tidak. Kelak kami akan menjadi apa? Kami tidak tahu, semua itu adalah rahasia Ilahi.

Allah mendengar dan mengabulkan semua doa dan harapan orang tuaku, yang selalu kudengar saat ibuku selesai menunaikan shalat Tahajud di keheningan malam yang sepi. Bersamaan dengan mengalirnya airmata dari bola matanya yang indah kemudian sebait doa pun meluncur dari bibirnya.

Tak henti-hentinya ibu selalu mendoakan aku, demi kebahagiaanku, keberhasilanku. Kadang aku berpikir kapankah ibu tidur? Setiap aku terbangun ibu sedang berzikir, berdoa, mengaji, shalat dan banyak lagi serangkaian ibadah yang dilakukannya.

Selepas SMA aku diterima di Perguruan Tinggi Negeri yang paling terkemuka di Indonesia, dengan jurusan yang diminati banyak pelajar SMA yaitu Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (UI).

Terima kasih Ya Allah, Kau mengabulkan cita-citaku menjadi mahasiswa kedokteran apalagi di Universitas Indonesia. Subhanallah tiada henti-hentinya aku bersyukur.

Mendapat kenikmatan besar dan musibah memilukan ...

Qadarullah, mungkin karena kelewat bahagianya mendengar aku diterima di Fakultas Kedokteran UI, ayahku kena serangan jantung kemudian meninggal dunia.

Sejak itu ibuku hijrah ke Jakarta, menemaniku karena aku saat itu belum sempurna betul. Setelah mengantarkan aku ke kampus, ibu pergi bekerja sebagai pembantu rumah tangga di rumah seorang dokter yang kebetulan menjadi dosenku, namanya dr. Sudiyanto SpBO (dokter Spesialis Bedah Orthopedi). Dosen yang baik hati ini memiliki 2 anak yang secara kebetulan anak sulungnya adalah kakak kelasku, 3 tahun diatasku.

Dr Sudiyanto pun merasa prihatin dengan kondisiku, sehingga dengan tulus membantuku pengobatanku dengan terapi medis secara gratis. Alhamdulillah dalam jangka waktu 1,5 tahun aku sudah dapat berjalan dan tanganku dapat digerakkan dengan lentur seperti teman-temanku yang lainnya.

Sepeninggal ayah, aku mendapatkan beasiswa karena aku termasuk anak yatim yang berprestasi, dan dari keluarga yang miskin.

Hari demi hari kulalui bersama ibuku, dengan kesetiaannya ibuku selalu menemani aku dalam belajar, selalu memberi semangat, menjadi inspirasiku dalam menyelesaikan studiku.

Dalam jangka waktu 5 tahun aku lulus sebagai dokter umum, kemudian dilanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi sebagai dokter spesialis bedah orthopedic, sesuai cita-citaku dulu. Pendidikan ini pun dapat kuselesaikan dalam jangka waktu 3 tahun. Allahu akbar!

Tibalah saatnya aku menjalani wisuda sebagai Dokter Spesialis Bedah Ortopedi. Dalam hatiku dan selalu dipenuhi rasa syukur kepada Allah. Malam hari sebelum wisuda aku tidak bisa tidur, kupandangi wajah ibuku yang sudah tampak tua kelelahan, aku hanya bisa berucap lembut: “Ibuuuuu, terima kasih karena kau telah mengantarkan aku menjadi seorang dokter dengan kelembutan, kehangatan, kesabaran, ketekunan, yang pasti doamu sangat tulus untukku, Allah telah mengabulkan doamu.

Aku persembahkan gelar dan ijazahku untukmu, engkaulah yang patut mendapatkan gelar itu. Ibuuuu aku sangat mencintaimu…”

Tanpa terasa matahari pun muncul dari persembunyiannya, aku dan ibuku sibuk mempersiapkan diri untuk menghadiri upacara wisuda. Kami berangkat dengan menggunakan becak, namun tiba-tiba kami dikejutkan dengan kedatangan Dr Ade Sutisna, putra sulung Dr Sudiyanto.

Saat itu kami hendak menaiki becak yang sudah kami pesan, dengan sedikit memaksa beliau mengajak kami untuk ikut masuk ke dalam kendaraannya. Sebagai penghargaan padanya akhirnya kami mengikutinya. Sesampainya di kampus UI ternyata aku sudah ditunggu oleh Dr Sudiyanto dan istrinya.

Sepulang acara wisuda, malam harinya keluarga Dr Ade Sutisna berkunjung ke rumah kontrakan kami yang sangat kecil. Di luar dugaan, kunjungan mereka bertujuan melamarku untuk dijodohkan dengan Dr Ade. Subhanallah, kami hanya mampu menangis haru dan rasa syukur.

Ternyata di zaman modern ini masih tersisa manusia ningrat yang mau menjadikan orang miskin ini menjadi menantunya tanpa proses pertentangan. Rupanya sejak aku masuk kuliah Dr. Sudiyanto sudah berniat menjodohkan aku dengan putranya. Tanpa sepengetahuan beliau dr Ade menaruh hati padaku.

Dua tahun kemudian kami menikah dan merajut keluarga sakinah hingga sekarang. Dalam kebahagiaanku, kebaikan almarhum ayahku tak pernah terlupakan.

Hanya doa yang kupanjatkan kepada Allah, satu-satunya balas jasaku pada ayahku. Semoga doaku menjadi amal ayah yang tiada terputus.

Duhai ayah, seandainya saat ini Allah mengizinkanmu masih hidup, betapa bahagianya dirimu, ikut merasakan kebahagiaanku. [VoaIslam]
Read more

Wednesday 10 August 2016

Jangan Dekati Wanita Seperti Ini, Apalagi Menikahinya...

Salah satu ciri istri idaman ialah wanita yang berasal dari keluarga shalih. Ia merupakan wanita yang terbiasa melakukan berbagai jenis proyek kebaikan, bahkan menjadi salah satu pelopornya. Lantaran sibuk dengan proyek kebaikan itu pula, ia tidak pernah terlibat atau tertarik dengan perbuatan buruk, sia-sia, dan dosa.

Lingkungan sangat berpengaruh terhadap agama dan akhlak seseorang. Orang yang baik, biasanya lahir dan dibesarkan di lingkungan orang baik-baik. Sebaliknya, dari lingkungan yang buruk amat jarang lahir pribadi-pribadi dengan akhlak yang penuh pesona.


Meskipun, jika dilihat dari sejarah, kita mengenal beberapa orang baik yang lahir dan berhasil mempertahankan kebaikannya di lingkungan keburukan. Seperti ‘Asiyah istri Fir’aun dan Masithah yang menjadi pembantunya. Meski berada dalam kekuasaan orang kafir, keduanya berhasil merawat iman hingga dijamin masuk ke dalam surga.

Sebenarnya, pribadi-pribadi yang lahir dari lingkungan buruk sekali pun bisa diubah menjadi sosok-sosok berakhlak mulia. Persoalannya,
mengubah tak semudah membalik telapak tangan atau berkata sim salabim sebagaimana terdapat dalam pertunjukan sulap.

Ada kerja panjang, cerdas, dan ikhlas. Dibutuhkan inovasi dalam mengajak, keikhlasan hati, dan ketulusan berupa kelembutan. Termasuk faktor-faktor lain yang harus disinergikan hingga orang yang berasal dari lingkungan buruk berubah menjadi orang baik.

Belum lagi waktu yang lama untuk mengubah. Sebab hidayah memang mutlak milik Allah Ta’ala, tak bisa dibagikan oleh siapa pun, pun dari seseorang kepada orang yang dia cintai.

Kerja-kerja inilah, terutama soal panjangnya waktu, yang sering menjadi kendala utama. Alih-alih bisa mengubah istri yang berperangai buruk, sang suami yang kurang teguh dalam memegang nilai-nilai Islam dan akhlak mulia justru bisa terjerumus mengikuti langkah istrinya yang biasa dalam kehidupan yang tak baik.

Karena itu, khusus kepada para kaum Muslimin, hati-hatilah. Telitilah dengan cermat. Amati dari dekat. Lihat keluarganya. Tanyakan kepada masyarakat sekitar atau tempat calon istri Anda bekerja. Pastikan bahwa ia baik dalam hal ini.

Jika pun tidak baik, tapi Anda terlanjur mencintai, maka Anda harus memiliki target perbaikan berkesinambungan agar istri Anda benar-benar berubah menjadi sosok shalihah meski lahir dan dibesarkan dari lingkungan yang kurang shalih.

Sebab setelah menikah, Andalah yang menjadi imamnya.

Wallahu a’lam. [Keluargacinta]/http://www.muslimsatu.com/2016/01/jangan-dekati-wanita-seperti-ini.html
Read more

13 Tips Menyelamatkan Rumah Tangga Dari Kehancuran

Pernikahan merupakan awal dari kehidupan baru antara dua insan yang berbeda. Pernikahan merupakan proses yang mana dua kepribadian yang berbeda menjadi satu untuk hidup bersama dalam sebuah keluarga.

Dalam perjalanan sebuah keluarga memang sering terjadi suatu permasalahan, namun jika diantara keduanya tidak bisa menyelesaikan akan sering terjadi pertengkaran, namun sebagai istri atau suami tentunya kita tidak mau jika keluarga kita hancur begitu saja hanya dengan suatu masalah.


Nah tips menyelamatkan rumah tangga dari kehancuran berikut mungkin bisa membantu keluarga yang kini berada di ambang kehancuran.

1. Jangan membandingkan. Ketika seorang pria atau wanita hidup dalam sebuah keluarga, tentunya anda tidak memiliki kebebasan yang sama seperti kehidupan sebelum anda menikah. Ada tanggung jawab baru yang harus anda pikul dalam keluarga anda. Sehingga jangan membandingkan antara yang satu dengan yang lain, anda memiliki tanggung jawab sendiri – sendiri.

2. Mulai penyegaran. Ketika anda mengambil tangan pasangan anda dan memasuki kehidupan pernikahan, masa lalu jangan anda bawa dalam kehidupan baru anda, awalilah kehidupan baru anda dari pernikanan anda sekarang.

3. Saling menghormati. Memang tidak diragukan lagi bahwa seks merupakan bagian dari pernikahan, namun hal tersebut harus dengan persetujuan diantara suami dan istri. Dengan menghormati perasaan satu sama lain dalam hal seks akan membantu keluarga anda tetap dalam kehidupan yang harmonis.

4. Saling percaya. Jangan biarkan anda memilki keraguan tentang pasangan anda. jika hal tersebut muncul dalam pikiran anda, maka yang akan ada di pikiran anda hanyalah kecurigaan saja. Dan hal ini sungguh tidak baik bagi anda berdua.

5. Melawan isu. Ketika anda memiliki masalah dengan pasangan anda, berdiskusilah untuk menyelesaikannya. Jangan pergi tidur dengan masalah yang belum diselesiakan. Anda harus melawan isu yang masuk dalam telinga dan mendiskusikan apa yang sebenarnya sedang terjadi dengan pasangan anda.

6. Katakan tidak untuk ego. Ego yang tinggi merupakan musuh yang paling membahayakan rumah tangga anda. ego bukan hanya membunuh cinta, namun menimbulkan kebencian diantara anda dengan pasangan.

7. Lebih memahami pasangan. Ketika keluarga anda dalam keadaan terpuruk, berilah waktu pada pasangan anda, pahami luar dan dalam dan salinglah berbagi masalah dan berikan solusi dalam suatu masalah dengan cara terbaik.

8. Mudah memaafkan. Jadilah seorang yang pemaaf. Bersalah memang hal yang manusiawi. Namun jangan biarkan masalah yang kecil menjadi besar. Maafkan kesalahan pasagan anda, jika ada masalah bicarakan dengan baik – baik.

9. Katakan apa yang anda rasakan. Jangan pernah memendam sesuatu, katakan apa yang terjadi sebenarnya pada pasangan anda, sebab merahasiakan sesuatu akan membuat masalah semakin terpuruk dan anda akan sulit menemukan solusinya.

10. Katakan tidak untuk pihak ketiga. Jangan sampai ada pihak ketiga yang mencampuri urusan rumah tangga anda. namun jika anda pastikan orang itu orang tua anda yang benar – benar bijak dalam memberikan solusi pada rumah tangga anda.

11. Lakukan aktivitas berdua. Jika renggangnya hubungan anda karena bosan dengan kehidupan anda sehari – hari, maka cobalah untuk meluangkan waktu berdua untuk rekreasi atau hal lainnya sehingga anda mendapatkan kedekatan kembali dengan pasangan anda.

12. Jangan ragu mengakui kesalahan dan minta maaf. Maaf merupakan kata yang menyejukkan hati. Apalagi jika anda yang melakukan kesalahan, terimalah dan akui kesalahan anda sehingga anda mendapatkan hati pasangan anda lagi.

13. Belajar dewasa. Kebanyakan pernikahan menjadi retak karena pertengkaran- pertengkaran kecil yang menjadi besar, hindari pertengkaran kecil yang tak seharusnya terjadi.

Sumber: hijapedia.com/http://islamidia.com/13-tips-menyelamatkan-rumah-tangga-dari-kehancuran/
Read more

Tuesday 9 August 2016

Wahai Istri.. Ajaklah Suamimu Berhubungan Seminggu 3 Kali, Ini Manfaatnya !

Sebuah penelitian mengungkapkan bahwa berhubung4n Su4mi Istri tiga kali seminggu bisa membantu orang mengamankan karir di tempat kerja. Anda tentu terkejut saat membacanya, bukan? Anda pasti sedang bertanya-tanya apa hubungan antara s3ks dan pekerjaan?

Sebuah studi yang dilakukan oleh Anglia Ruskin University menemukan bahwa orang yang
berhubung4n Su4mi Istri 2-3 kali seminggu digaji 4,5 kali lebih tinggi daripada mereka yang kurang aktif secara s3ksual.


Studi yang dilakukan di Inggris ini menggunakan data dari 7.500 pekerja asal Yunani. Pemimpin studi, Dr Nick Drydakis, mengatakan kepada Metro.co.uk (20/4): Teori Hirarki Kebutuhan Maslow mengklaim bahwa individu yang lebih bahagia dan puas pada hidupnya, menjadi lebih produktif dan sukses dalam pekerjaan, yang diterjemahkan dengan upah yang lebih tinggi."

Studi ini menyimpulkan seseorang perlu untuk dicintai dan mencintai, baik secara s3ksual atau non-se3sual oleh orang lain. Dr Nick menambahkan bahwa bila tidak adanya unsur-unsur itu, seseorang mungkin jadi lebih rentan terhadap kesepian, kecemasan sosial dan depresi - semua faktor yang dapat mempengaruhi karir seseorang.

Semoga bermanfaat, jangan lupa bagikan info ini kepada rekan yang lain ya....

Sumber: redaksisembilan.blogspot.com
Read more